Rabu, 18 Juni 2014

Sambel Deso Malang


Sambel Deso, warung makan yang digagas oleh Bapak Suhardi ini berpusat di Jln. Tlogomas. Bapak Suhardi sendiri merupakan wirausahawan asal kota Madura yang saat ini menetap tinggal di Malang tepatnya di Villa Bukit Tidar. Beliau merupakan mahasiswa lulusan Universitas Muhammadiyah Malang yang kemudia menekuni bisnis kuliner pada tahun 2009. Berawal dari warung makan lesehan yang digemari banyak orang dengan harga terjangkau akhirnya Bapak Suhardi ini mengembangkan sayapnya untuk membuka rumah makan yang minimalis dengan nama “Sambel Deso”. Hingga saat ini sudah ada 4 cabang yang tersebar diberbagai jalan di kota Malang, yakni:
1.   SD I bertempat di Jln. Tirto Utomo Landungsari = didirikan sejak tahun 2010
2.   SD II bertempat di Jln. Raya Tlogomas 19 Malang = didirikan pada tahun 2010 dan merupakan pusat dari Warung Sambel Deso
3.   SD III bertempat di Jln. Kerto Raharjo Ketawang Gede = didirikan sejak tahun 2011
4.   SD IV bertempat di Jln. Kerto Leksono Lowokwaru (depan UIN Malang) = didirikan baru 3 bulan yang lalu
5.   SD V bertempat di Jln. Merjosari = didirikan baru 1 bulan yang lalu

Cabang-cabang dari warung Sambel Deso ini mempunyai target pencapaian masing-masing. Diantaranya sesuai dengan ketetapan Bapak Suhardi sebagai berikut:
1.   SD I = >1.500.000/hari
2.   SD II = >2.000.000/hari
3.   SD III = >1.000.000 – 1.200.000/hari
4.   SD IV = >1.000.000/hari
5.   SD V = >500.000 – 700.000/hari

Berbagai penghasilan yang ditargetkan oleh Bapak Suhardi ini berkaitan dengan lokasi dan tempat dari warung Sambel Deso ini. Diantaranya beberapa warung masih ada yang hanya melayani pemesanan saja seperti SD IV dan SD V sedangkan SD I, II, dan III sudah bisa melayani pemesanan dan makan ditempat sehingga targetnyapun lebih tinggi dibanding yang lain. SD II merupakan target penghasilan yang paling tinggi dikarenakan tempatnya yang besar disbanding yang lain dan juga sekaligus sebagai pusat warung Sambel Deso ini. Target segmentasi yang dituju yaitu 99% mahasiswa, oleh karena itu tempat-tempat didirikannya cabang Sambel Deso selalu berdekatan dengan kampus maupun daerah yang banyak tempat kos-kosan.

Beroperasinya keberhasilan wirausaha Sambel Deso selama 3 tahun terakhir ini tentu merupakan kerja sama yang aktif dari sang pemilik serta karyawan-karyawannya. Menurut hasil wawancara saya, mereka telah menggunakan sistem yang rapi dalam pekerjaannya. Yakni disetiap cabang mulai SD I – SD V terdapat seorang pengawas yang bertugas untuk mengawasi kinerja dan pelayanan dari karyawan-karyawan yang ada. Namun 3 bulan terakhir ini hal tersebut dihapuskan sudah tidak ada pengawas lagi di setiap cabangnya, sang pemilik warung mengontrol kinerja karyawan dengan melihat beberapa laporan yang sudah diisi oleh karyawan disetiap cabang. Karena pada dasarnya para karyawan disetiap cabang hanya bertugas untuk menjualkan barang dagangan dan melayani konsumen saja. Mereka sudah menerima pasokan ayam potong, lauk, bumbu, nasi, sambal, dan lalapan yang sudah matang dari warung pusat yakni SD II. Sehingga mereka hanya menunggu kurir pengantar dan kemudia membuka warung dan menjualkannya.

Karyawan sendiri mulai masuk pukul 09.00 WIB yang kemudian mereka semua berkumpul di SD II untuk mengisi presensi terlebih dahulu. Sehingga sistem upah yang didapatkan karyawan sendiri ialah melalui sistem perjam, jadi berapa jam karyawan tersebut menjaga toko maka kemudian akan dikalikan 3.000/jam misalnya 6 jam mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB maka gaji yang didapatkan adalah Rp18.000/hari. Mengingat karyawan disana bekerja dengan sistem paruh waktu sehingga mereka bekerja dengan sistem sift, karena kebanyakan karyawan mereka ialah mahasiswa. Selain mahasiswa, karyawan mereka juga ada yang berasal dari luar kota, hampir semua karyawan ialah perantau baik dari Gresik, Pasuruan hingga dari Ambon.

Sistem yang diterapkan oleh Bapak Suhardi lainnya yakni setiap 1 minggu sekali selalu ada evaluasi dari kinerja karyawan setiap cabang. Dalam setiap cabang terdapat kotak kritik dan saran yang kemudia setiap seminggu sekali akan diserahkan ke bos mereka kemudian bos akan mengevaluasi warung cabang yang memiliki masalah saja sehingga dapat diperbaiki dan tidak terulang kembali. Kebanyakan kritik dan saran dari para konsumen ialah terkait dengan pelayanan yang kurang baik, hal ini disebabkan karena karyawan yang tiap harinya berganti-ganti sehingga pelayanan yang diberikanpun tidak sama. Selain itu setiap 2 minggu sekali selalu ada pertemuan dengan karyawan seluruh cabang untuk evaluasi keseluruhan serta waktunya untuk gajian.

Menurut pengakuan dari salah satu karyawan bahwa si pemilik Sambel Deso ini merupakan penganut agama Islam yang fanatik sehingga banyak sekali peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan diantaranya tidak boleh merokok, tidak boleh mendengarkan mp3 selain lagu-lagu islami. Dan juga karyawan kebanyakan adalah laki-laki karena si bos menganggap bahwa laki-laki yang harusnya bekerja keras dan pekerjaan ini tidak cocok jika dikerjakan oleh wanita. Meskipun demikian namun terkadang ada beberapa karyawan yang mencuri-curi kesempatan ketika mereka bosan tidak ada pelanggan terkadang mereka merokok sesaat dan mendengarkan mp3. Karena menurut pengakuan karyawan si bos dinilai jarang berkunjung ke setiap cabangnya, ia hanya menilai dari setoran data dan evaluasi yang diberikan setiap cabang warung kepadanya.

Open Recruitment (pengambilan tenaga kerja) dilakukan seperti pada umumnya, yakni mengadakan lowongan pekerjaan, yang kemudian para pekerja mendaftarkan diri dan membuat surat lamaran pekerjaan yang kemudian dilanjutkan interview dengan si bos. Ketetapan penerimaan tenaga kerja seluruhnya ditentukan oleh si bos. Menurut mereka ada kemungkinan akan dibuka cabang SD VI namun ini masirencana si bos karena mengingat peminat dari kalangan mahasiswa sangat banyak dikarenakan harganya yang terjangkau. Namun untuk membuka cabang diluar kota Malang belum sempat terpikirkan mengingat masi banyak yang perlu diperbaiki dari sistem yang mereka jalani diantaranya berkaitan dengan sistem tenaga kerja serta pembagian waktunya.


Harga perporsipun seluruhnya ditentukan oleh si bos dengan melihat bagaimana harga yang ada di pasaran. Menurut saya harganyapun termasuk terjangkau oleh mahasiswa yakni Rp7.000/porsi dengan porsi makanan yang cukup lumayan. Tahun pertama dibuka warung Sambel Deso ini setiap porsinya diberi harga Rp6.500 sehingga satu tahun saja hanya naik 500 rupiah. Memang tujuan dari si pemilik warung Sambel Deso ini ialah memuaskan pelanggan dengan harga yang terjangkau dengan kualitas yang baik, rasa yang nikmat dan halal tanpa memperbanyak keuntungan. Keuntungan cukup sedikit saja asalkan banyak pembeli yang datang akan menambah keuntungan yang banyak dengan perlahan. Terbukti saat ini warung Sambel Deso tetap diminati oleh konsumen dan tetap eksis dengan berbagai cabang yang didirikan maupun yang akan didirikan di berbagai jalan di Kota Malang.

1 komentar: