Sambel Deso, warung makan yang
digagas oleh Bapak Suhardi ini berpusat di Jln. Tlogomas. Bapak Suhardi sendiri
merupakan wirausahawan asal kota Madura yang saat ini menetap tinggal di Malang
tepatnya di Villa Bukit Tidar. Beliau merupakan mahasiswa lulusan Universitas
Muhammadiyah Malang yang kemudia menekuni bisnis kuliner pada tahun 2009.
Berawal dari warung makan lesehan yang digemari banyak orang dengan harga
terjangkau akhirnya Bapak Suhardi ini mengembangkan sayapnya untuk membuka
rumah makan yang minimalis dengan nama “Sambel Deso”. Hingga saat ini sudah ada
4 cabang yang tersebar diberbagai jalan di kota Malang, yakni:
1.
SD I
bertempat di Jln. Tirto Utomo Landungsari = didirikan sejak tahun 2010
2.
SD
II bertempat di Jln. Raya Tlogomas 19 Malang = didirikan pada tahun 2010 dan
merupakan pusat dari Warung Sambel Deso
3.
SD
III bertempat di Jln. Kerto Raharjo Ketawang Gede = didirikan sejak tahun 2011
4.
SD
IV bertempat di Jln. Kerto Leksono Lowokwaru (depan UIN Malang) = didirikan
baru 3 bulan yang lalu
5.
SD V
bertempat di Jln. Merjosari = didirikan baru 1 bulan yang lalu
Cabang-cabang
dari warung Sambel Deso ini mempunyai target pencapaian masing-masing.
Diantaranya sesuai dengan ketetapan Bapak Suhardi sebagai berikut:
1.
SD I
= >1.500.000/hari
2.
SD
II = >2.000.000/hari
3.
SD
III = >1.000.000
– 1.200.000/hari
4.
SD
IV = >1.000.000/hari
5.
SD V
= >500.000
– 700.000/hari
Berbagai penghasilan yang
ditargetkan oleh Bapak Suhardi ini berkaitan dengan lokasi dan tempat dari
warung Sambel Deso ini. Diantaranya beberapa warung masih ada yang hanya
melayani pemesanan saja seperti SD IV dan SD V sedangkan SD I, II, dan III
sudah bisa melayani pemesanan dan makan ditempat sehingga targetnyapun lebih
tinggi dibanding yang lain. SD II merupakan target penghasilan yang paling
tinggi dikarenakan tempatnya yang besar disbanding yang lain dan juga sekaligus
sebagai pusat warung Sambel Deso ini. Target segmentasi yang dituju yaitu 99%
mahasiswa, oleh karena itu tempat-tempat didirikannya cabang Sambel Deso selalu
berdekatan dengan kampus maupun daerah yang banyak tempat kos-kosan.
Beroperasinya
keberhasilan wirausaha Sambel Deso selama 3 tahun terakhir ini tentu merupakan
kerja sama yang aktif dari sang pemilik serta karyawan-karyawannya. Menurut
hasil wawancara saya, mereka telah menggunakan sistem yang rapi dalam
pekerjaannya. Yakni disetiap cabang mulai SD I – SD V terdapat seorang pengawas
yang bertugas untuk mengawasi kinerja dan pelayanan dari karyawan-karyawan yang
ada. Namun 3 bulan terakhir ini hal tersebut dihapuskan sudah tidak ada
pengawas lagi di setiap cabangnya, sang pemilik warung mengontrol kinerja
karyawan dengan melihat beberapa laporan yang sudah diisi oleh karyawan
disetiap cabang. Karena pada dasarnya para karyawan disetiap cabang hanya
bertugas untuk menjualkan barang dagangan dan melayani konsumen saja. Mereka
sudah menerima pasokan ayam potong, lauk, bumbu, nasi, sambal, dan lalapan yang
sudah matang dari warung pusat yakni SD II. Sehingga mereka hanya menunggu
kurir pengantar dan kemudia membuka warung dan menjualkannya.
Karyawan
sendiri mulai masuk pukul 09.00 WIB yang kemudian mereka semua berkumpul di SD
II untuk mengisi presensi terlebih dahulu. Sehingga sistem upah yang didapatkan
karyawan sendiri ialah melalui sistem perjam, jadi berapa jam karyawan tersebut
menjaga toko maka kemudian akan dikalikan 3.000/jam misalnya 6 jam mulai pukul
09.00 – 15.00 WIB maka gaji yang didapatkan adalah Rp18.000/hari. Mengingat
karyawan disana bekerja dengan sistem paruh waktu sehingga mereka bekerja
dengan sistem sift, karena kebanyakan karyawan mereka ialah mahasiswa. Selain
mahasiswa, karyawan mereka juga ada yang berasal dari luar kota, hampir semua
karyawan ialah perantau baik dari Gresik, Pasuruan hingga dari Ambon.
Sistem
yang diterapkan oleh Bapak Suhardi lainnya yakni setiap 1 minggu sekali selalu
ada evaluasi dari kinerja karyawan setiap cabang. Dalam setiap cabang terdapat
kotak kritik dan saran yang kemudia setiap seminggu sekali akan diserahkan ke
bos mereka kemudian bos akan mengevaluasi warung cabang yang memiliki masalah
saja sehingga dapat diperbaiki dan tidak terulang kembali. Kebanyakan kritik
dan saran dari para konsumen ialah terkait dengan pelayanan yang kurang baik,
hal ini disebabkan karena karyawan yang tiap harinya berganti-ganti sehingga
pelayanan yang diberikanpun tidak sama. Selain itu setiap 2 minggu sekali
selalu ada pertemuan dengan karyawan seluruh cabang untuk evaluasi keseluruhan
serta waktunya untuk gajian.
Menurut
pengakuan dari salah satu karyawan bahwa si pemilik Sambel Deso ini merupakan
penganut agama Islam yang fanatik sehingga banyak sekali peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan diantaranya tidak boleh merokok, tidak
boleh mendengarkan mp3 selain lagu-lagu islami. Dan juga karyawan kebanyakan
adalah laki-laki karena si bos menganggap bahwa laki-laki yang harusnya bekerja
keras dan pekerjaan ini tidak cocok jika dikerjakan oleh wanita. Meskipun
demikian namun terkadang ada beberapa karyawan yang mencuri-curi kesempatan
ketika mereka bosan tidak ada pelanggan terkadang mereka merokok sesaat dan
mendengarkan mp3. Karena menurut pengakuan karyawan si bos dinilai jarang
berkunjung ke setiap cabangnya, ia hanya menilai dari setoran data dan evaluasi
yang diberikan setiap cabang warung kepadanya.
Open
Recruitment (pengambilan tenaga kerja) dilakukan seperti pada umumnya,
yakni mengadakan lowongan pekerjaan, yang kemudian para pekerja mendaftarkan
diri dan membuat surat lamaran pekerjaan yang kemudian dilanjutkan interview
dengan si bos. Ketetapan penerimaan tenaga kerja seluruhnya ditentukan oleh si
bos. Menurut mereka ada kemungkinan akan dibuka cabang SD VI namun ini
masirencana si bos karena mengingat peminat dari kalangan mahasiswa sangat
banyak dikarenakan harganya yang terjangkau. Namun untuk membuka cabang diluar
kota Malang belum sempat terpikirkan mengingat masi banyak yang perlu diperbaiki
dari sistem yang mereka jalani diantaranya berkaitan dengan sistem tenaga kerja
serta pembagian waktunya.
Harga
perporsipun seluruhnya ditentukan oleh si bos dengan melihat bagaimana harga
yang ada di pasaran. Menurut saya harganyapun termasuk terjangkau oleh
mahasiswa yakni Rp7.000/porsi dengan porsi makanan yang cukup lumayan. Tahun
pertama dibuka warung Sambel Deso ini setiap porsinya diberi harga Rp6.500
sehingga satu tahun saja hanya naik 500 rupiah. Memang tujuan dari si pemilik
warung Sambel Deso ini ialah memuaskan pelanggan dengan harga yang terjangkau dengan
kualitas yang baik, rasa yang nikmat dan halal tanpa memperbanyak keuntungan.
Keuntungan cukup sedikit saja asalkan banyak pembeli yang datang akan menambah
keuntungan yang banyak dengan perlahan. Terbukti saat ini warung Sambel Deso
tetap diminati oleh konsumen dan tetap eksis dengan berbagai cabang yang
didirikan maupun yang akan didirikan di berbagai jalan di Kota Malang.
Sy berminat buka sambel deso di gresik
BalasHapussy memiki stan ruko